1. Konsep
Dasar BK Karir
Konsep layanan bimbingan
karir sulit dipisahkan dari konsep vocational guidance yang berubah menjadi
career guidance seperti yang dikemukakan oleh National Vocational Guidance
Association (NVGA) pada tahun 1973, yang diartikan sebagai proses membantu dalam memilih
pekerjaan, mempersiapkan, memasuki dan memperoleh kemajuan di dalamnya
(Herr and Cramer, 1979: 6). Pada tahun 1951, Donal Super mengajukan revisi
terhadap definisi bimbingan jabatan sebagai suatu proses bantuan terhadap individu
untuk menerima dan mengembangkan diri dan peranannya secara terpadu dalam dunia
kerja, mengetes konsepnya dengan realitas dan kepuasan bagi dirinya dan
masyarakat (Herr and Cramer, 1979: 6). Atas dasar analisis itu, Super
(Tennyson, et. al. , 1974: 146) mengganti konsep vocational choice menjadi
vocational development.
Kematangan vokasional
menunjukkan pada tingkat perkembangan, tingkat yang dicapai pada kontinum
perkembangan diri dari tahap eksplorasi ke tahap kemunduran. Kematangan
vokasional dipandang sebagai umur vokasional yang secara konseptual sama dengan
umur mental (Super. 1975: 185-186). Sejak tahun 1951 terjadilah pergeseran dari
model okupasional yang dianut oleh para ahli bimbingan vokasional sebelum tahun
1951 ke model karir.
Model okupasional terutama
menekankan pada adanya kesesuaian antara bakat dan minat dengan tuntutan
pekerjaan; sedangkan model karir mencoba menghubungkan dengan tujuantujuan yang
lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, kebutuhan, konsep diri,
rencana-rencana pribadi dan sejenisnya ikut dipertimbangkan.
Sejalan dengan terjadiya
pergeseran konsep vocational guidance menjadi career guidance dan model
okupasional menjadi karir telah banvak dikemukakan definisi mengenai bimbingan
karir.
2.
Prinsip-prinsip
Seluruh
siswa disekolah hendaknya mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya dalam
pencapaian karirnya secara tepat.
a.
Program bimbingan karir hendaknya memiliki
tujuan untuk merangsang perkembangan pendidikan siswa.
b.
Setiap siswa hendaknya memehami bahwa karir itu
adalah sebagai suatu jalan hidup dan pendidikan adalah sebagai persiapan untuk
hidup.
c.
Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan
pemahaman yang cukup memadai terhadap diri sendiri dan kaitanya dengan
perkembangan social pribadi dan perencanaan pendidikan karir.
d.
Siswa perlu diberikan pemahaman tentang
dimana dan mengapa mereka berada dalam suatu alur pendidikanya.
e.
Siswa dalam keseluruhan hendaknya dibantu
untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikanya dan karir.
f.
Setiap siswa pada setiap tahap program
pendidikanya hendaknya memiliki pengalaman-pengalaman yang berorientasi pada
karir secara berarti dan realistic.
g.
Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan
untuk menguji konsep, berbagai ketrampilan dan perananya guna mengembangkan
nilai-nilai dan norma yang memiliki aplikasi bagi karir dimasa depanya.
h.
Program bimbingan karir disekolah hendaknya
diintegrasikan secara fungsional dengan program pendidikan pada umumnya dan
program bimbingan konseling pada khususnya.
i.
Program bimbingan karir disekolah hendaknya
berpusat dikelas dengan koordinasi oleh pembimbing disertai partisipasi orang
tua dan kontribusi masyarakat.
3. Pengertian
Bimbingan
karir juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada
di sekolah-sekolah. Menurut Winkel (2005:114)
bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia
kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta
membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir
juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta
didik yang harus dilihat sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang
diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan
karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu
(siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya,
memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk
kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu
keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan
dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan /
karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani
: 11)
Menurut
Herr bimbingan karir adalah
suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik,
atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas
dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola
perkembangan karirnya (Marsudi,
2003:113).
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya
bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya,
mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk
kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara
tepat dan bertanggungjawab.
4. Tujuan
BK karir
1.
Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan
kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
2.
Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan
informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.
3.
Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.
Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri,
asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
4.
Memahami relevansi kompetensi belajar
(kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan
bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
5.
Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas
karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang
dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan
kesejahteraan kerja.
6.
Memiliki kemampuan merencanakan masa depan,
yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang
sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7.
Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu
kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang
guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan
yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
8. Mengenal
keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu
karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu,
maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan
apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
9. Memiliki
kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar